Oleh :
Mohamad Andrianto
56414741
Pembimbing :
Risdiandri Iskandar S.Kom, M.M
Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma
mohamadandri122@gmail.com
ABSTRAK
Watermarking sebagai salah satu cabang dari ilmu steganography yang merupakan teknik penyisipan data atau informasi yang bersifat rahasia ke dalam media data digital lainnya.Watermarking merupakan salah satu solusi untuk melindungi hak cipta yang merupakan suatu teknik penyisipan (embedding) informasi ke dalam media data digital seperti citra, teks, audio dan video secara rahasia.Pada penulisan ilmiah ini dibuat suatu aplikasi watermarking menggunakan metode Least Significant Bit (LSB). Tahapan yang dilakukan untuk membuat aplikasi ini adalah melakukan analisa kebutuhan aplikasi, perancangan menggunakan UML dan struktur navigasi, serta pembuatan aplikasi dan pengkodean mengunakan MATLAB R2017a. Hasil uji coba aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk menyisipkan watermark ke dalam gambar digital yang dapat berupa teks untuk mengamankan gambar digital. Pada gambar digital yang berekstensi .jpg, .png dan .bmp metode LSB yang dalam proses watermarking membuat adanya perbedaan antara ukuran gambar asli dengan ukuran gambar yang dihasilkan, karena adanya perubahan ekstensi pada hasil gambar dan dilakukannnya penyisipan teks ke dalam citra asli.
Kata Kunci: Watermarking, LeastSignificantBit, Fotografi, Citra Digital.
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi yang cepat saat ini menyebabkan penyebaran dan pertukaran informasi menjadi lebih mudah dan cepat. Sayangnya, sebagian data dan informasi yang dipertukarkan seharusnya tidak boleh dimodifikasi tanpa izin karena mengandung hak cipta pemiliknya. Apalagi dengan kemajuan teknologi internet yang menuntut adanya tingkat keamanan yang lebih baik supaya tingkat kejahatan terhadap pemalsuan dokumen bisa dihindari. Salah satu karya intelektual yang dilindungi adalah Produk dalam bentuk digital, seperti software dan produk multimedia seperti teks, musik (dalam format MP3 atau WAV), gambar atau citra (image), dan video digital (VCD). Salah satu cara untuk melindungi hak milik intelektual atas produk multimedia (gambar atau foto, audio, teks, video) adalah dengan menyisipkan informasi ke dalam data multimedia tersebut dengan teknik digital watermarking. Prinsip dasar watermarking bekerja dengan menyisipkan sedikit informasi yang menunjukkan kepemilikan, tujuan, atau data lain, pada materi multimedia tanpa mempengaruhi kualitasnya. Jadi pada citra (image) digital, mata kita tidak bisa membedakan apakah citra tersebut disisipi watermarking atau tidak. Sehingga pada teknologi ini dikenal suatu persyaratan bahwa watermarking haruslah imperceptible atau tidak terdeteksi oleh indera penglihatan (Human Visual System atau HVS) atau indera pendengaran (Human Auditory System atau HAS). Sementara dokumen asli dan watermarking kita simpan dan rahasiakan, dokumen yang sudah disisipi watermarking bisa dipublikasikan.
Watermarking merupakan suatu bentuk aplikasi dari Steganography yang merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana menyembunyikan suatu data pada data yang lain. Watermarking ini agak berbeda dengan tanda air pada uang kertas. Tanda air pada uang
kertas masih dapat dilihat oleh mata telanjang manusia (pada posisi kertas tertentu) tetapi watermarking pada media digital disini dimaksudkan agar tidak akan dirasakan kehadirannya oleh manusia tanpa alat bantu mesin pengolah digital seperti komputer dan sejenisnya.
Watermarking ini memanfaatkan kekurangan- kekurangan sistem indera manusia seperti mata dan telinga. Dengan adanya kekurangan inilah, metode watermarking ini dapat diterapkan pada berbagai media digital. Jadi watermarking merupakan suatu cara untuk penyembunyian atau penanaman data atau informasi tertentu (baik hanya berupa catatan umum maupun rahasia) ke dalam suatu data digital lainnya, tetapi tidak diketahui kehadirannya oleh indera manusia (indera penglihatan atau indera pendengaran), dan mampu menghadapi proses-proses pengolahan sinyal digital sampai pada tahap tertentu. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memperkuat watermark pada watermarking dengan metode LSB yaitu dengan menggunakan watermarking bertingkat (multiple watermarking). Pada proses multiple watermarking dilakukan perulangan proses watermarking dengan menggunakan metode LSB sehingga watermark yang disisipkan akan lebih kuat (robust), hal ini dikarenakan semakin banyaknya watermark yang tersimpan pada daerah penyisipan.
TINJAUAN PUSTAKA
Perkembangan teknologi informasi menyisakan efek negative tersendiri yakni terhadap permasalahan pemalsuan dokumen atau karya cipta yang lain. Misalnya kaya cipta pada sebuah citra atau image akan dengan mudah di palsukan atau diklaim oleh pihak lain. Perlindungan terhadapa karya cipta ini menjadi mutlak diperlukan untuk mengurangi terjadi pemalsuan dokumen atau perlindungan dokumen. Salah satu cara yang digunakan adalah menggunakan teknik watermarking dengan metode Least Significant Bit (LSB). Watermarking atau juga disebut dengan tanda air merupakan teknik menyisipkan pesan rahasia ke dalam sebuah pesan lain yang bisa melindunginya. Prinsip dasarnya mirip dengan steganography yang dalam bahasa asalnya berarti tulisan berupa pesan rahasia yang tersembunyi dalam suatu media yang tetap terlihat jelas dan mampu menyamarkan pesan tersebut.
Watermark harus memiliki sifat-sifat atau property tertentu agar bisa dimanfaatkan dengan baik. Sifat-sifat itu diantaranya adalah : (ariyus : 2009) 1. Resilient, tidak mudah
berubah. Watermark harus bisa bertahan terhadap serangan- serangan. 2. Cheap, murah untuk diimplementasikan. Watermark tidak boleh memebrikan overhead yang besar. Sebaliknya watermark harus memiliki overhead seminimal mungkin. 3. Stealthy, tidak diketahui keberadaannya. Watermark harus bisa mempertahankan sifat-sifat statistik dari media penyimpanannya. 4. Unique identifying property, keberadaan watermark bisa dibuktikan dengan proses ekstraksi tertentu. Watermarking sebagai metoda untuk pelabelan hak cipta dituntut memiliki berbagai kriteria (ideal) sebagai berikut agar memberikan unjuk kerja yang bagus: (Irviantina : 2015) 1. Label Hak Cipta yang unik mengandung informasi pembuatan, seperti nama, tanggal, dst, atau sebuah kode hak cipta seperti halnya ISBN (International Standard for Book Notation) pada buku- buku. 2. Data terlabel tidak dapat diubah atau dihapus (robustness) secara langsung oleh orang lain atau dengan menggunakan software pengolahan sinyal sampai tingkatan tertentu. 3. Pelabelan yang lebih dari satu kali dapat merusak data digital aslinya, supaya orang lain tidak dapat melakukan pelabelan berulang terhadap data yang telah dilabel.
Berdasarkan kawasan penyisipan watermark, terdapat dua cara untuk Gambar 1. Proses Pemberian watermark pada dokumen Salah satu metode pada teknik digital watermarking adalah metode Least Significant Bit (LSB), pada metode ini dilakukan penyisipan kode unik pada citra yang akan dilindungi. Metode LSB merupakan metode
steganografi yang paling sederhana dan mudah diimplementasikan.
Metode ini menggunakan citra digital sebagai covertext. Pada susunan bit di dalam sebuah byte (1 byte = 8 bit), ada bit yang paling berarti (most significant bit atau MSB) dan bit yang paling kurang berarti (least significant bit atau LSB). Sebagai contoh byte 11010010, angka bit 1 (pertama, digaris-bawahi) adalah bit MSB, dan angka bit 0 (terakhir, digaris-bawahi) adalah bit LSB. Bit yang cocok untuk diganti adalah bit LSB, sebab perubahan tersebut hanya mengubah nilai byte satu lebih tinggi atau satu lebih rendah dari nilai sebelumnya.
Misalkan byte tersebut tenyatakan warna merah, maka perubahan satu bit LSB tidak mengubah warna merah tersebut secara berarti. Mata manusia tidak dapat membedakan perubahan kecil tersebut. (Rahkmat : 2010) sebanyak 16.777.216 warna. Dua bit terakhir bias digunakan untuk menyimpan kode rahasia sebagai penanda keaslian karya cipta. Proses penyisipan kode unik pada sebuah citra asli dapat diimplementasikan dengan algoritma sebagai berikut :
1. Siapkan citra asli yang akan dilindungi keasliannya.
2. Siapkan kode rahasia yang akan disisipkan ke citra asli sebagai tanda
keaslian. 3. Konversi citra asli ke dalam bentuk kode biner. 4. Konversi kode rahasia ke dalam bentuk biner supaya bisa disisipkan pada citra asli.
5. Mulai sisipkan kode rahasia tersebut ke dalam citra asli pada setiap bit terakhir pada setiap barisnya.
6. Setelah kode unik disisipkan pada citra asli kemudian konversi kembali
citra tersebut ke citra semula.
7. Citra asli akan tampak seperti sedia kala sebelum disisipi kode unik.
PENGUJIAN
Dalam tahap ini, pengujian hanya dilakukan dalam lingkup proses penyisipan gambar. Beberapa masukan diperlukan untuk memulai proses penyisipan gambar. Masukan yang diperlukan diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Pengambilan Citra Asli
Pengambilan citra asli yang berfungsi sebagai pembawa (wadah) dari text dapat dilakukan dengan menggunakan tombol browse dalam bagian source image. Dengan menekan tombol ini, proses akan menampilkan kotak dialog untuk memilih gambar yang akan digunakan sebagai wadah. Kemudian gambar tersebut dibaca oleh fungsi uigetfile untuk memanggil string gambar tersebut ke dalam label source image dan menampilkan kembali gambar tersebut ke Axes,
Ketika menekan tombol browse untuk memilih image cover, akan muncul kotak dialog Select File to Open sehingga memudahkan untuk memilih image cover yang diinginkan. Format yang dapat dipakai hanya .jpg, .bmp, dan png. Setelah memilih image pada kotak
dialog di atas, inputan gambar akan ditampilkan pada obyek Axes.
2. Penamaan dan Pemilihan Tipe File Keluaran
Penamaan dan pemilihan tipe file keluaran dilakukan dengan cara pengetikan di dalam label dan penggunaan radio button
Setelah proses penamaan dan pemilihan tipe file keluaran dilakukan maka akan mengisi Teks watermark dan password.
3. Pengisian Teks Watermark dan Pemberian Password
Pengisian teks watermark dan pemberian password dilakukan dengan cara pengetikan dan memberi centang pada kotak dialog key jika ingin menggunakan password, jika tidak silahkan dikosongkan.
4. Pemrosesan Watermark
Setelah melakukan pengisian pada teks watermark dan memberi password langkah
selanjutnya proses watermarking dengan menekan tombol Insert Watermark.
Jika tahap-tahap proses watermark sudah dilakukan dengan benar maka akan muncul popup “Watermark Berhasil”, jika ada yang belum maka akan muncul error ketika mengklik button Insert Watermark.
KESIMPULAN
Aplikasi watermarking pada photography menggunakan metode Least Significant Bit (LSB) telah berhasil dibuat dengan menggunakan MATLAB R2017a sebagai perangkat lunaknya. Aplikasi ini dapat digunakan untuk mengamankan gambar digital. Penyisipan watermark berupa teks ke dalam file gambar digital menggunakan metode Least Significant Bit (LSB) telah berhasil dilakukan. Untuk file gambar digital asli yang berekstensi .jpg, .png dan .bmp hasil proses watermarking merubah ukuran citra asli. Hal ini dikarenakan karena adanya perubahan ekstensi hasil gambar dan dilakukannya penyisipan teks ke dalam citra asli.
SARAN
Pada aplikasi watermarking citra digital ini, citra yang dapat diwatermark dibatasi hanya menggunakan gambar dan peyisipan dibatasi hanya menggunakan teks. Penulis harapkan pada kesempatan yang lain akan ada pengembang dari aplikasi watermark citra digital sehingga aplikasi watermark ini dapat melakukan proses watermark terhadap vidio dan suara, dan dapat menyisipkan gambar sekaligus. Sementara itu untuk memperkuat kemanan hak cipta, diharapkan akan ada metode lainnya yang dapat diterapkan pada algoritma aplikasi ini. Sehingga aplikasi ini dapat lebih bermanfaat khususnya untuk memberikan hak cipta pada citra digital.